Senin, 11 Oktober 2010

kumpulan cerpen : "Pengorbanan Demi Sahabat"

karya : Nur Izzah Hanifah
fb : Izzah IcLovers selaaluw


Namaku Acha, aku mempunyai 3 sahabat yang slalu menyayangiku. Tapi entah mengapa aku sama sekali tidak suka dengan mereka, perasaan ini muncul ketika aku sakit Kanker Hati. Rasa nya ini tak mungkin bagiku.

“Acha, makan dulu ya sayang!” kata mamaku pada ku.
“………” aku hanya terdiam sambil duduk di dekat jendela memandangi anak-anak yang sedang bermain. Aku iri dengan mereka, anak se usiaku seharusnya seperti mereka menghabiskan masa anak – anak yang seharusnya ceria, bukan seperti ku.
“Sayang, ayo makan. Sedikit saja.” Mamaku mencoba membujukku agar aku mau makan.
“Tidak ma, aku tidak mau makan!” aku menolak bujukkan mama ku.
“Ayo Acha sayang makan yah, agar kamu cepat sehat dan bisa seperti mereka kamu ingin kan bermain main seperti mereka?” kata mamaku.
“Ma, Acha sebentar lagi pasti akan mati ma. Jadi buat apa acha harus makan.” Jawab ku sambil agak menangis.
“Acha! Kamu tidak boleh berkata seperti itu! Kamu pasti sembuh! Mama yakin!” kata mama.
Ting Tong……
Suara bel rumah ku berbunyi.
Mama lalu membuka kan pintu, ternyata Keke, Ray dan Ozy sahabatku datang.
“tante, acha nya ada?” Tanya keke pada mama.
“iya, ada” jawab mama
“tan? Tante habis nangis?” Tanya Ozy pada mamaku.
“Enggak kok, zy! Tante gak habis nangis, kalian ke kamar Acha saja ya.” Kata mamaku
“iya Tan!” jawab mereka serempak.
Keke, Ray dan Ozy naik ke tangga dan kemudian masuk ke kamarku.
“Acha……..” sapa keke.
“ngapain kalian ke sini?” Tanya ku.
“Cha, kita kan sahabat kamu. Kok kamu jadi seperti ini? Sifat kamu berubah Cha.” Kata Ray.
“Kalian nggak tau apa yang sedang aku rasakan! Kalian nggak tau!” kataku sambil menitikkan air mata.
“Acha, kita tau perasaan kamu. Ada kita di sini, kita yakin kamu pasti sembuh.” Kata Ozy.
“Iya Cha, betul kata Ozy.” Kata keke meng iyakan.
“Sudah lah, sebaiknya kalian mencari penggantiku, karena sebentar lagi aku pasti akan pergi. Pergi yang saaangat jauh, dan kalian pasti akn senang bila aku pergi.” Kata ku sambil menangis.
“Acha! Cukup! Kamu tidak boleh bicara seperti itu! Kamu pastii sembuh!! Kamu harus yakin Acha!!!” Kata keke sambil menangis juga.
“iya Cha, apa yang kamu katakan salah! Kita tidak akan bisa menggantikan kamu, dengan siapa pun, ayo lah Cha kamu harus yakin kamu pasti sembuh!” kata Ray sangat tidak setuju dengan perkataan ku tadi.
“Sudah lah, sekarang kalian pergi!! Pasti kalian tak mau kan seperti ku!!! Pergi! Aku tak pantas bersahabat dengan kalian!” kata ku mengusir mereka, sambil menangis tak henti – henti nya.
“Chaaa……..” kata Keke sambil menangis juga, sama sepertiku.
Ozy memberi isyarat kepada ray, dan keke untuk segera pergi dari kamarku.
Ray, pun mengajak keke untuk segera meninggalkan kamarku. Keke tak kuasa menahan tangisnya.

*******************

Sudah 1 tahun berlalu, penyakit ku tak kunjung sembuh dan semakin parah. Sampainya di rawat di rumah sakiit, Dokter memeriksa ku. Mama, Keke, Ray dan Ozy menunggu di ruang tunggu.
Sahabatku keke, ray, dan ozy tetap peduli dengan keadaan ku. Mamaku tak berhenti menangis, sahabat ku juga. Mereka khawatir dengan keadaan ku.
“Tan, tante sabar ya! Acha pasti sembuh” kata keke menghibur mama.
“iya, Keke” kata mama ku.

**************
“Bagaimana Dok?” Tanya mamaku sambil ter isak – isak
“ Anak anda harus segera di operasikan. Karena jika tidak anak anda akan meninggal.” Jawab dokter dengan wajah sedih.
Ray, Keke, Ozy dan mamaku kaget mendengarnya.
“Dok, apapun akan saya lakukan untuk anak saya. Operasikan anak saya Dok, berapapun biaya nya. Asal anak saya sembuh dok!” kata mamaku, lagi – lagi mamaku menangis.
“Iya, tapii……”
“tapi? Tapi apa dok?” Tanya mama ku penasaran.
“masalahnya, saya harus menemukan orang yang sanggup mendonorkan hati nya untuk anak anda.” Jawab dokter.
Tiba- tiba Ozy beranjak dari tempat duduk nya, dan berkata
“saya dok, saya sanggup untuk mendonorkan hati saya untuk sahabat saya.” Kata Ozy penuh keyakinan.
“Ozy? Tidak! Jangan Zy!” kata mamaku tidak setuju.
“Tan, biar Ozy saja yang mendonorkan hati Ozy untuk Acha.” Kata Ozy.
“tapi Zy, jangan! Mungkin masiih banyak orang yang mau mendonorkan hatinya untuk acha.” Kata mamaku.
“tapi kalau tidak ada tan? Sudah tan, biar Ozy saja.” Kat Ozy
“jika tidak ada biarkan tante saja, asalkan jangan kamu yang mendonorkan Zy!” kata mama
“sudah, tan tidak apa – apa.” Kata Ozy.
Mamaku tidak bisa menolak lagi, Ozy terus bersikeras agar dirinya yang mendonorkan hatinya untukku.

****************
Waktu ber operasi tiba,
Aku dan Ozy di bawa ke ruuang operasi, mama dan sahabat2 ku khawatir dengan keadaan kami.

***************
Aku pun akhirnya sembuh, dan aku sudah boleh di perbolehkan untuk pulang. Lalu Ray, dan Keke datang ke rumahku.
“Keke? Ray?” Aku datang maenghampiri mereka.
“Achha…….” Keke datang dan langsung memelukku sangat erat, Ray juga.
“aku minta maaf sama kalian, kalian mau maafin aku?” kataku dgan rasa bersalah.
“iyaa Cha, kita maafin kamu.” Jawab mereka.
Lalu, aku pun merasakan ada yang kurang dari mereka. Baru ku sadari, ternyata Ozy tak datang. Aku pun bertanya kepada Ray dan Keke.
“Ke, Ray Ozy mana? Apakah dia jadi membenciku? Sehingga dia tak mau datang ke sini?”
“…………………………..” mereka hanya terdiam, tiba2 Keke menangis dan kemudian dia memelukku kembali.
“hiks….. Ozy sudah tidak ada Cha!” kata keke sambil menangis.
Aku melepas pelukan Keke, dan memegang tangan nya.
“Keke? Appa yang kamu ucapkan? Ozy Tidaak ada? Tidak! Tidak! Apa maksud mu Ke?” aku tak percaya dengan apa yang keke katakan padaku.
“iya, Cha itu semua demi kamu!” Ray berkata sambil menundukkan kepalanya.
“Demi aku? Apa maksudnya?” aku pun bertanya.
“Ya, Ozy rela mendonorkan hatinya demi kamu Cha! Hiks…..” keke tak kuasa menahan tangisnya.
Aku kageet sanngaaat kaget dan tidak percaya jika Ozy telah pergi. Aku sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap nya dan juga Ray dan Keke.
Kemudian aku berlari sangatt kencanng. Aku pergi ke pemakaman Ozy. Sesampainya di sana, aku menangis denga rasa bersalah.
“ozzzzyy, maafkan aku Zy!” aku terus mengucapkan kata kata itu di pemakaman Ozy. Aku tak bisa membendung air mata ku, air mataku terus menetes tiada henti. Sedih, merasa bersalah dan tak percaya. Perasaan itu bercampur menjadi satu. Tiba – tiba ray, dan keke memegang pundakku, aku pun terkejut. “sabarr ya Cha” kata mereka ber2.
Aku langsung memeluk mereka ber2.
“aku sayang kalian teman2!” kataku.
Mereka tersenyum dan berkata
“acha coba lihat ke awan” begitu kata mereka.
Aku langsung melihat ke atas awan, pemandangan yang indah. Saaaangaaat indah. Disana terdapat cahaya putih. Cahaya itu membawa??? Ozy???, ia tersenyum padaku, keke dan Ray.
“Ooooozyyy……..!!!!!!” aku berteriakk memanggil Ozy.
Namun Ozy hanya tersenyum dan lama2 hilang ke atas awan.
Kemudian Keke menggandeng ku dan mengajakku pergi
“Sudaah Cha, Ozy tenang di sana”
Aku mengangguk dan tersenyum. Aku, Keke dan Ray meninggalkan pemakaman.
“Aku janji Zy! Aku tidak akan Lupa denganmu, aku akan terus mengingat kebaikkan mu dan akan terus menjaga persahabatan kita bersama Keke dan Ray!” gumam ku dalam hati sambil tersenyum. Ray yang melihatku tiba2 tertawa.
“ih, Acha gilaaa senyam senyum sendiri!”
“Eeeh, enaaak ajahh! Awas kamu ya Ray!!!!” aku mengejar Ray.
“hahahah,…… KAAAABBUUURRR!!!!” Ray berlari menghindar darikuu, sementara Keke tertawa melihat ku dan Ray berkejaran.
***THE END***

silahkan tinggalkan comment :)

4 komentar: